Jumat, 04 Juli 2008

BATU DAN BISIKAN

Suatu ketika, tersebutlah seorang
pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli
mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini,
sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya
dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh,
dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan
tetangga sekitar.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang
sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun,
karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu
diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia
melihat sesuatu yang melintas dari arah
mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan
anak-anak itu yang tampak melintas. Aah...,
ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar
itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores
batu yang dilontarkan seseorang.

Cittt....ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan
geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat
arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang
tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi,
kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu
pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya
memuncak. Dia pun keluar mobil dengan
tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang
paling dekat, dan di pojokkannya anak itu pada
sebuah mobil yang diparkir.




"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu
pada mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu",
teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu.
"Kamu tentu paham, mobil baru semacam itu akan
butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai
tergores." Ujarnya lagi dengan geram, tampak
ingin memukul anak itu.

Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta
maaf. "Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta
maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus
melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan
tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku
melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun
yang mau berhenti...."

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi
dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di
dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada
kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari
kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia
terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan
sekarang dia sedang kesakitan.."

Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha
tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai
tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku
mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku
terluka, tapi dia terlalu berat untukku."

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu
terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya
mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak
yang cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian,
diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk
mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan
tergores, sama seperti sisi pintu Jaguar
kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun
berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka
akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga
Tuhan akan membalas perbuatanmu." Keduanya
berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang
masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya
terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong
kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju
rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat
perlahan menuju Jaguar miliknya. Disusurinya
jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan
kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan
yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele.
Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan
itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu,
agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia
menginginkan agar pesan itu tetap nyata
terlihat: "Janganlah melaju dalam hidupmu
terlalu cepat, karena, seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita
akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap
berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan
melintasi berbagai macam hal dan kenyataan.
Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan
cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita
untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?

Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan
berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang
tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan
menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang
terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu
hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada
banyak hal yang melintas.

Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan
batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti
sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar
bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu
ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.

Terima kasih telah membaca.
Hope you are well and please do take care
Wassalamualaikum wr wb.

Tidak ada komentar: