Minggu, 22 Juni 2008

Harga Kasih Sayang...... Gaji Papa Berapa?

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah
perusahaan swasta terkemuka di
Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak
seperti biasanya, Sarah,
putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD
membukakan pintu untuknya.
Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium
anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan
baru terjaga ketika
ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga,
Sarah menjawab, "Aku
nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih
gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang
lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa
bekerja sekitar 10 jam dan
dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung
22 hari kerja. Sabtu
dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur.
Jadi, gaji Papa dalam satu
bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja
belajar sementara
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika
Andrew beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari
mengikutinya. "Kalo satu
hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti
satu jam Papa digaji
Rp.

40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur"
perintah Andrew

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan
Papanya berganti pakaian,
Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang
Rp. 5.000,- enggak ?"



"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta
uang malam-malam begini
? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !"
hardiknya mengejutkan
Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun
menengok Sarah di
kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur.
Sarah didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,-
di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu,
Andrew berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat
apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan
bisa. Jangankan Rp.
5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti
aku kembalikan kalau
sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu
ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main
ular tangga. Tiga
puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa
itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku,
hanya ada Rp. 15.000,-
tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp.
40.000,- maka setengah jam
aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku
kurang Rp. 5.000,-
makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia terdiam kehilangan kata-kata.
Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan
haru. Dia baru
menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan
selama ini, tidak cukup
untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.


Tidak ada komentar: