Kamis, 17 Juli 2008

MAukah kau memelukku


Kadang-kadang ada hari dimana aku marah
tanpa alasan yang jelas
dimana aku menangis dan bersedih
hanya karna masalah sepele


Di hari yang tidak berpihak padaku,
hari yang sangat melelahkan....
Rasanya aku ingin marah
kepada semua orang


Walaupun beribu-ribu kali meyakinkan diri sendiri
semuanya akan baik-baik saja
Walaupun sudah berusaha keras
untuk tersenyum menghadapi semuanya
Namun ada hari dimana aku
bahkan tak bisa menghibur diriku sendiri


Kalau begitu...
Jangan bertanya alasan mengapa aku seperti itu...
Jangan bertanya apa-apa padaku
Hanya cukup....
Mau kah kau memelukku??
Peluk dan rangkul saja diriku.....


Readmore »»

Sepatu Kaca


Sepatu kaca...
Mencari pemiliknya
Yang sesuai dengan ukurannya
Tidak kebesaran
Tidak Kekecilan

Sepatu yang kebesaran
Bisa membuat sang pemakai jatuh
Ketika berjalan...

Sepatu yang kekecilan
Akan membuat kaki sang pemakai
lecet dan menimbulkan luka...

Sepatu kaca hanya akan terlihat indah
di kaki pemiliknya....

Demikian juga cinta....
Hanya akan bersemi dengan indah
di hati pemiliknya....


Readmore »»

Perpisahan Itu Tidak Menyakitkan


Pepisahan itu tidak menyakitkan.

Rasa rindulah yang menyakitkan.

Perpisahan itu tidak menyedihkan.

Kenanganlah yang menyedihkan.


Readmore »»

Apakah Begitu?


Apakah karena sudah tidak cinta lagi maka harus berpisah?

Atau karena harus berpisah maka tidak cinta lagi?


Apakah karena lupa maka kenangan akan lenyap?

Atau karena kenangan sudah lenyap maka akan lupa?

Apakah karena teringat akan dirinya maka hati ini perih?

Atau kerena hati ini perih maka teringat akan dirinya?


Readmore »»

Rabu, 16 Juli 2008

Walau Hanya Sesaat


Walau hanya untuk sesaat

AKu ingin

bertukar tempat dengan mu

Karna dengan begitu

Kamu baru akan mengerti

Betapa aku

sangat

mencintaimu


Readmore »»

Mengapa Aku Mencintaimu


"Mengapa kau mencintai aku?"
"Mengapa?"

Hal itu seperti....

Menanyakan "Mengapa engkau lahir?" pada anak kecil.
Menanyakan "Mengapa engkau mekar?" pada bunga.
Menanyakan "Mengapa engkau bersinar?" pada matahari.
Aku mencintaimu karena aku tidak bisa untuk tidak mencintaimu.


Readmore »»

HAti


Hati manusia itu
hanya mempunyai
satu ruang yang sempit

Kau harus
mengeluarkan isinya
terlebih dahulu.

Supaya hatimu
bisa menampung
isi yang baru....


Readmore »»

Low-BAtt


Cintapun
kadang bisa low-batt.
Saat Cinta sedang low-batt,
jangan memaksanya untuk tetap mekar.
Karna Cinta akan mati.
Tapi sebaiknya beri istirahat
dan re-charge kembali Cintamu
. Maka Cinta akan bersemi kembali.


Readmore »»

Selasa, 15 Juli 2008

Bukan Aku Tak Cinta

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal.

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

"Mama, mama.. Mama, mama..." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama. Mama diam saja.

Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?"

Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba...



"Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi.

Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

"Cassie mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.

"Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"

Readmore »»

Jumat, 04 Juli 2008

BATU DAN BISIKAN

Suatu ketika, tersebutlah seorang
pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli
mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini,
sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya
dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh,
dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan
tetangga sekitar.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang
sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun,
karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu
diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia
melihat sesuatu yang melintas dari arah
mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan
anak-anak itu yang tampak melintas. Aah...,
ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar
itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores
batu yang dilontarkan seseorang.

Cittt....ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan
geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat
arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang
tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi,
kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu
pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya
memuncak. Dia pun keluar mobil dengan
tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang
paling dekat, dan di pojokkannya anak itu pada
sebuah mobil yang diparkir.




"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu
pada mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu",
teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu.
"Kamu tentu paham, mobil baru semacam itu akan
butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai
tergores." Ujarnya lagi dengan geram, tampak
ingin memukul anak itu.

Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta
maaf. "Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta
maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus
melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan
tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku
melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun
yang mau berhenti...."

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi
dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di
dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada
kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari
kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia
terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan
sekarang dia sedang kesakitan.."

Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha
tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai
tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku
mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku
terluka, tapi dia terlalu berat untukku."

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu
terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya
mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak
yang cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian,
diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk
mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan
tergores, sama seperti sisi pintu Jaguar
kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun
berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka
akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga
Tuhan akan membalas perbuatanmu." Keduanya
berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang
masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya
terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong
kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju
rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat
perlahan menuju Jaguar miliknya. Disusurinya
jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan
kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan
yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele.
Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan
itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu,
agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia
menginginkan agar pesan itu tetap nyata
terlihat: "Janganlah melaju dalam hidupmu
terlalu cepat, karena, seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita
akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap
berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan
melintasi berbagai macam hal dan kenyataan.
Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan
cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita
untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?

Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan
berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang
tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan
menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang
terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu
hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada
banyak hal yang melintas.

Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan
batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti
sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar
bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu
ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.

Terima kasih telah membaca.
Hope you are well and please do take care
Wassalamualaikum wr wb.

Readmore »»